Kamis, 20 Februari 2014

Hukum membaca Al-Qur'an di HP/Gadget

 Hukum membaca Al- Quran di HP
Hp atau alat lain ( gadget ) yang di dalamnya terdapat Al-Qur’an, baik tulisan maupun rekaman, tidak sama dengan hukum mushaf. Maka dibolehkan menyentuhnya tanpa bersuci. Dibolehkan masuk kamar mandi dengannya. Hal itu karena tulisan Al-Qur’an di Hp tidak seperti tulisan dalam mushaf. Ia adalah gelombang yang ditampakkan kemudian akan hilang, bukan huruf yang tetap. Sementara pada hp terdapat terdapat (program) Al-Qur’an dan (program) lainnya. 

Syekh Abdurrahman bin Nasir Al-Barrak ditanya, "Apa hukum membaca AL-Qur’an dari perangkat hp tanpa bersuci?"

Maka beliau hafizahullah menjawabnya, “Segala pujian hanya milik Allah saja, shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi yang tidak ada setelahnya. Amma ba’du, 

Telah diketahui bahwa membaca Al-Qur’an dengan hafalan tidak disyaratkan bersuci dari hadats kecil bahkan dari hadats akbar. Akan tetapi bersuci ketika membaca Al-Qur’an meskipun dari hafalan itu lebih utama. Karena ia adalah kalamullah yang di antara penghormatannya adalah tidak membacanya melainkan dalam kondisi suci. Sementara membacanya dari mushaf, maka disyaratkan bersuci ketika menyentuhnya secara umum. Berdasarkan hadits yang terkenal, "Tidak diperkenankan menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam kondisi bersuci" dan berdasarkan atsar yang ada dari para shahabat dan para tabiin. Ini termasuk pendapat mayoritas ahli ilmu, yaitu diharamkan menyentuh mushaf bagi orang yang berhadats, baik untuk membaca atau yang lainnya. 

Dari sini jelas bahwa bahwa hp dan peralatan semisalnya yang didalamnya direkam Al-Qur’an tidak seperti hukumnya mushaf. Karena huruf Al-Qur’an yang terdapat di peralatan ini berbeda dengan keberadaan huruf di mushaf. Maka sifat yang dibacanya tidak ada, yang ada adalah sifat gelombang yang terdiri dari huruf dengan gambarnya ketika diminta. Maka akan terlihat di layar dan akan hilang ketika dipindah ke yang lainnya. Maka dari itu, dibolehkan menyentuh hp atau kaset yanag didalamnya ada rekaman dan dibolehkan membaca darinya, meskipun tanpa bersuci. Wallahu’alam

(Dikutip dari website ‘Nurul Islam’)

Syekh Saleh Al-Fauzan hafizahullah ditanya, "Saya selalu berupaya untuk dapat membaca Al-Qur’an. Biasanya saya lebih awal berada di Masjid, bersamaku Hp terbaru yang didalamnya ada program Al-Qur’an penuh (tigapuluh juz). Pada sebagian waktu, saya tidak dalam kondisi bersuci, maka saya membacanya secukupnya pada sebagian juz. Apakah diharuskan bersuci ketika membaca (AL-Qur’an) dari Hp?

Beliau menjawab, "Ini termasuk kemewahan yang mulai tampak pada orang-orang. Mushaf Alhamdulillah telah tersedia cukup di masjid-masjid dengan cetakan yang lux. Tidak perlu membaca dari hp. Akan tetapi kalau hal ini terjadi, maka menurut kami, ha itu tidak sama dengan hukum mushaf. Karena mushaf tidak dibolehkan menyentuhnya kecuali dalam kondisi suci. Sebagaimana dalam hadits,

 لا يمس القرآن إلا طاهر 

 "Tidak dibolehkan menyentuh Al-Qur’an melainkan dalam kondisi suci."

Sedangkan hp tidak dapat dinamakan sebagai mushaf.

Bacaan Al-Qur’an dari hp memudahkan bagi wanita haid, dan bagi orang yang kesulitan membawa mushaf bersamanya. Atau di tempat yang sulit untuk berwudu karena tidak disyaratkan bersuci dalam menyentuhnya seperti (yang telah dijelaskan) tadi.
 
 MENYIMPAN AL-QUR’AN DALAM HP

Tanya: Assalamualaikum,moga dalam baik,langsung saja, ustadz bagaimana hukumnya al quran yang ada di HP?(Baik itu berupa gambar,tulisan maupun suara)?jazakumullähu khairan (Bapa)

Jawab: Wa’alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuhu. Saya tidak mengetahui dalil atau alasan yang melarang menyimpan Al-Quran di dalam handphone. Menurut saya sama hukumnya dengan menyimpannya di dalam komputer.
Dan yang saya simpulkan dari fatwa Syeikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan adalah membolehkan menyimpan mushhaf Al-Quran di dalam HP dan membaca darinya.(Fatwa beliau bisa di dengar disini: http://www.alfawzan.ws/AlFawzan/FatawaSearch/tabid/70/Default.aspx?PageID=5321 )
Hanya yang perlu diperhatikan, jangan menggunakan Al-Quran sebagai nada dering karena Al-Quran tidak diturunkan untuk yang demikian, dan ini bukan termasuk memuliakan syiar-syiar Allah.
Berkata Syeikh Shalih bin Fauzan:
لا يجوز استعمال الأذكار ولا سيما القرآن الكريم في الجوالات بدلاً عن المنبِّه الذي يتحرّك عند المكالمة ، فيضع منبّهًا ليس فيه نغمة موسيقى ، وإنما هو منبِّه عادي ، كمنبِّه الساعة مثلاً ، أو الجرس الخفيف ، وأما وضع الأذكار والقرآن والأذان محلّ ذلك ، فهذا مِن التنطّع ، ومِن الاستهانة بالقرآن وبهذه الأذكار
“Tidak boleh menggunakan dzikir-dzikir, khususnya Al-Quran Al-Karim di dalam handphone sebagai ganti dari nada dering yang muncul ketika ada yang mau berbicara. Hendaknya memasang nada dering biasa, yang tidak ada musiknya, seperti nada dering jam, atau suara lonceng yang ringan. Adapun menggunakan dzikir , Al-Quran, dan adzan maka ini termasuk berlebih-lebihan dan termasuk penghinaan terhadap Al-Quran dan dzikir-dzikir tersebut. (Fatwa beliau bisa di dengar disini: http://www.alfawzan.ws/AlFawzan/sounds/00057-03.ra)
Demikian pula ketika memasuki kamar kecil /WC hendaknya program mushhaf Al-Qurannya dimatikan baik suara maupun tulisan.
Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ketika ditanya tentang membawa kaset murattal ke dalam kamar kecil:
لا بأس أن يدخل الحمام ومعه شريط سجل عليه شيء من القرآن؛ وذلك لأن الحروف لا تظهر على هذا الشريط، ولا يبين إلا الصوت إذا مر الشريط على الجهاز الذي يظهر به الصوت، فلا حرج أن يكون مع الإنسان أشرطة فيها قرآن، أو حديث، أو غيره؛ ويدخل بها الخلاء. ……
“Tidak mengapa masuk ke dalam kamar kecil dengan membawa kaset yang terekam sebagian Al-Quran di dalamnya, yang demikian karena huruf-hurufnya tidak nampak di kaset, demikian pula suaranya tidak muncul kecuali kalau memakai alat yang memunculkan suara. Maka tidak mengapa seseorang membawa kaset yang di dalamnya ada Al-Quran, atau hadist, atau selainnya, ke dalam kamar kecil” (Liqa’ Bab Al-Maftuh )
Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar