Jumat, 04 September 2015

Kepercayaan Masyarakat Mekkah Sebelum Agama Islam

Kepercayaan masyarakat Makkah sebelum agama Islam


kepercayaan masyarakat makkah sebelum Islam
Ilustrasi
Kepercayaan masyarakat Makkah sebelum agama Islam – Awalnya masyarakat Makkah adalah penganut agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Ibrahim as. Kemudian dilanjutkan oleh putranya Nabi Islamil as. Perjalanan hidup Nabi Ibrahim, Siti Hawa (istrinya) dan Nabi Ismail (putranya) membuahkan sejumlah ajaran dan kebudayaan Islam yang sampai sekarang terpelihara, yaitu Ka’bah, maqam Ibrahim, dan peristiwa qurban. Bahkan proses perjalanan kehidupan keluarga ini dijalankan kembali oleh umat Islam dalam salah satu rukun haji.
Setelah Nabi Ibrahim as. wafat, masyarakat Makkah mulai pindah menyembah selain Allah. Proses perpindahan kepercayaan itu berawal dari Amir bin Lubai seorang pembesar suku Khuza’ah yang melakukan perjalanan ke Syam (Syiria). Dia melihat penduduk kota Syam melakukan ibadah dengan menyembah berhala. Dia tertarik untuk mempelajari dan mempraktikannya di Makkah. Dia membawa berhala yang diberi nama Hubal dan diletakkan di Ka’bah. Berhala Hubal menjadi pimpinan berhala yang lainnya seperti Latta, Uzza dan Manna.
Dia mengajarkan kepada masyarakat Makkah cara menyembah berhala. Sehingga masyarakat Makkah meyakini bahwa berhala adalah perantara untuk mendekatkan diri kepada tuhannya. Sejak itulah mereka mulai membuat berhala-berhala sehingga mencapai 360 berhala yang diletakkan mengelilingi Ka’bah. Dan mulailah kepercayaan baru masuk ke masyarakat Makkah dan kota Makkah menjadi pusat penyembahan berhala.
Ketika melaksanakan haji, bangsa Arab melihat berhala-berhala di sekitar Ka’bah. Mereka bertanya alasan penyembahan berhala. Para pembesar menjawab bahwa berhala-berhala tersebut merupakan perantara untuk mendekatkan diri kepada tuhan. Setelah itu, mereka kembali ke daerahnya dan meniru cara ibadah masyarakat Makkah. Mulailah kepercayaan baru menyebar di seluruh Jazirah Arab.
Masa itu disebut masa jahiliyyah. Jahiliyyah bukan berarti mereka bodoh dari keilmuannya, namun mereka bodoh dari keimanan kepada Allah seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as. Masyarakat Makkah menyimpang dari ajaran Nabi Ibrahim as. Penyimpangan kepercayaan itu disebabkan olehpertama, adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka teruma saat masyarakat Makkah membutuhkan. Kedua, kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang masarakat Makkah. Ketiga, rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorong masyarakat Makkah mencari kekuatan lain di luar Tuhan.
Di samping kepercayaan terhadap berhala, masyarakat Makkah memiliki kepercayaan lain, yaitu:
  1. Menyembah Malaikat
Sebagian masyarakat Makkah dan bangsa Arab menyembah dan menuhankan malaikaat. Bahkan sebagian beranggapan bahwa malaikat adalah putri Tuhan.
  1. Menyembah jin, ruh atau hantu
Sebagaian masyarakat Arab menyembah jin, hantu dan ruh leluhur mereka. Masyarakat Makkah mengadakan sesajen berupa kurban binatang sebagai bahan sajian agar mereka terhindar dari bahaya dan bencana.
Di saat agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. akan datang, beberapa orang sudah berusaha untuk tidak menyembah berhala lagi dan berbalik menyebarkan ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim as. Di antara mereka adalah Waraqah bin Naufa, Umayyah bin Shalt, Qus Saidah, Usman bin Khuwairis, Abdullah bin Jahsyi dan Zainal bin Ummar. Mereka adalah kelompok penentang tradisi masyarakat Makkah yang menyembah berhala. Namun mereka meninggal sebelum datangnya Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar