KERAJAAN-KERAJAAN
JAZIRAH ARAB PADA MASA ARAB PRA ISLAM
Pada
Zaman Arab pra Islam telah muncul Kerajaan atau kepemerintahan dalam kronologi
sejarahnya satu persatu terjadi permasalahan dan perebutan kekuasaan melalui
beberapa politik sehingga mengakibatkan kemusnahan. Dan pada saat ini
hanya tinggal sejarahnya saja, kerajaan-kerajaan tersebut antara lain adalah;
Pertama, Kepemerintahan Negeri Hijaz
Daerah Hijaz adalah kota mekkah di bawah
kepemerintahan Nabi Ismail a.s. dari keturunan Bana Qathan (Raja Himyariah) dan
Nabi Isma’il sebab perkawinannya. Ismail a.s. di karuniai 12 sepasang putra
(setengah riwayat), negeri hijaz mempunyai inovasi struktur sosial yang baik
antara lain;
Satu. Struktur kepemerintahan negeri
hijaz
- Urusan pemerintahan dipegang oleh keturunan bani jurhum (pihak isrtrinya)
- Urusan Agama( haji, memlihara ka’bah) dipegang oleh keturunan Nabi Isma’il as
Dan juga didalamnya terdapat beberapa organisasi
dalam kepengurusannya antara lain adalah Majlis Siqayah, Rifada, Nadwah,
Hijabah, Qajodah, Dan Liwa’
Keadaan Sosial Ekonomi
Dalam perekonomiannya adalah berdagang dan
berternak yang hal ini dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW,kota mekah pada waktu
itu juga menjadi sentral perdagangan di seluruh Jazirah Arab. Dan dari
keturunan Abdul Manaf (Quraisy) antara lain yaitu;
Hasyim
: berdagang ke daerah Syam
Abdul
Syam
: berdagang ke daerah Habsyi
Abdul Muthallib
: berdagang ke daerah Yaman
Naufal :
berdagang ke daerah Persia
Seni Budaya
Dalam beberapa Kebudayaan yang terkenal antara lain
adalah:
a. Pengetahuan
dalam menggunakan senjata.
b. Kemahiran
dalam memacu kuda.
c. Kefasihan
berbicara yang dapat menyatakan sesuatu dengan mudah untuk dimengerti, dan
indah bunyinya baik berupa prosa maupun Sya’ir.
Selain itu masyarakat negeri hijaz juga menguasai
dalam ilmu pengetahuan seperti Astronomi (ilmu perbintangan), Ilmu Arsitektur,
Ilmu Sejarah dan Ilmu Ramalan Cuaca/Iklim dan sebagainya. Seiring berjalannya
waktu kepemerintahan ini mengalami perubahan yang mengakibatkan negeri ini jadi
tempat acuan orang-orang Muslim berhaji, dengan turunnya Agama Islam di negeri
ini. (M Noor Matdawam,1989. Hal.43)
Kedua, Kerajaan Ma’iniyah
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-8 S.M. Nama
kerajaan ini dihubungkan dengan Mina, suatu tempat di dekat kota Mekah. Raja
pertamanya ialah Abu Yada. Pada masa jayanya, kerajaan ini berhasil melakukan
ekspansi di daerah kekuasaannya sampai ke tepi Laut Tengah, Teluk Persi dan
Samudera India. Pada masa ini pula, dunia perdagangan mengalami kemajuan yang
pesat. Rute perdagangan melalui Arab Tengah sampai ke dataran tinggi Hijaz.
(Nouruzzaman Shiddiqie,1981. Hal.125)
Ketiga, Kerajaan Saba’iyah
Kerajaan ini terletak di Negeri Saba’ berdiri pada
tahun 950 S.M. atau sekarang dikenal dengan negara yaman yang dipimpin oleh
Ratu Bulqis dan ada pada masa kenabian Sulaiman a.s. yang telah diceritakan
dalam Al-Qur’an Surat Saba’:34 dan An-Naml: 27. Kerajaan ini merupakan pimpinan
pertama yang membawa kemajuan bagi daerah Yaman. Ibu kota kerajaannya ialah
Ma’rib, yang terletak kira-kira 3900 kaki di atas permukaan laut. Tidak jauh
dari kota ini didirikan bendungan yang dikenal dengan Bendungan Ma’rib
(Saddul-Ma’rib). Para sarjana yang menyelidiki teknik bendungan ini mengakui
ketinggian mutu dan nilai arsitekturnya. Bendungan ini berfungsi sebagai
penampung air yang pada musim kemarau, air itu di distribusikan ke daerah
pertanian. Bendungan yang dibangun pada abad kedua Sebelum Masehi ini, membawa
kemakmuran bagi daerah Yaman. Rusaknya bendungan ini mengakibatkan malapetaka
bagi daerah ini dikarenakan inkar terhadap perintah Allah Swt sebagaimana
diceritakan dalam Al-Qur’an yang artinya sebagai berikut;
Tetapi mereka berpaling (kafir), Maka Kami
datangkan kepada mereka banjir yang besar[1] (QS.Saba’,34:16)
[1] Maksudnya: banjir besar yang disebabkan
runtuhnya bendungan Ma'rib.(Nouruzzaman Shiddiqie,1981. Hal.123)
Keempat, Kerajaan Himyariyah
Kerajaan Himyariyah didirikan pada tahun 115 SM-533
M. terletak di negara yaman ibu kotanya bernama san’a, rajanya bernama Qathan
bin ‘Abar dan Pada hakikatnya kerajaan ini merupakan penerus dari kerajaan
Saba’iyah. Para penguasanya lebih mementingkan peperangan dan ekspansi wilayah
dari pada membangun ekonomi. Oleh karena itu, mereka selalu melakukan
penaklukan atau ekspansi ke daerah Persia, Habsyi (Ethiopia) dan daerah-daerah
lainnya. Salah seorang rajanya yang termasyhur adalah Syammar Yar Usy, yang berhasil
menaklukkan Samarkand. Raja terakhirnya bernama Dzu Jadan al-Himyari, yang pada
masa kekuasaannya Agama Nasrani dan Agama Yahudi mengalami perkembangan. Ia
dikalahkan oleh Aryath, juga salah seorang Panglima Najasyi dari Habsyi, dan
mulai saat itulah Yaman menjadi daerah kekuasaan Habsyi.
Kelima, Kerajaan Manazirah (Hirah)
Kerajaan ini berdiri berdiri pada tahun 268 M.-632
M (Abad ke 3 M.) terletak di negara yaman pindah ke Mesopotamia
karena runtuhnya Saddu Ma’rib, Kerajaan ini juga berdiri sampai lahirnya agama
Islam dan berjasa pada kebudayaan Islam karena mengadakan perjalanan ke seluruh
jazirah arab terutama dalam berniaga, pada masa itu juga menyiarkan
kepandaiannya di bidang menulis dan di bidang membaca dengan kala itu
masyarakat beranggapan bahwa mereka dapat dianggap sebagai penyair ilmu
pengetahuan di jazirah arab di antara raja-rajanya yang terkenal
antara lain adalah Umru Ul Qois, Nu’man ibnu Umru Ul Qois (yang melahirkan
istana khawarnaq dan Sadir dipermulaan abad kelima masehi), Mundzir Ibnu Ma’is
Sama’, Amir ibnu Hind dan Mundzir Ibnu Nu’man ibnul Mundzir. Dan rajanya yang
terakhir adalah Mundzir Ibnu Nu’man ibnul Mundzir pada masa pemerintahnnya Raja
Khalid ibnul Walid memerangi Negeri Hirah yang akhirnya negeri Hirah
menyerahkan dan bergabung dengan pemerintahan Islam. (Syalabi A. 1987, Hal.41)
Keenam, Kerajaan Ghasasinah (Ghassan)
Kerajaan ini berdiri pada tahun 220 M.- 630 M.
berdiri di bagian selatan negeri Syam dan sekarang adalah negara Syria dan
didirikan oleh bangsa Arab yang berasal dari Yaman, yang berpindah ke tempat
itu disebabkan runtuhnya bendungan air atau di sebut Saddu Ma’rib yang ada pada
Kerajaan Saba’iyah. kerajaan ini sangat mempunyai Hubungan yang kuat dengan
kerajaan Romawi Timur sama seperti halnya dengan eratnya hubungan antara
Kerajaan Manazirah dengan Kerajaan Persia.(Nouruzzaman Shiddiqie,1981. Hal.142)
Ketujuh, Kerajaan Kindah
Kerajaan ini berdiri pada tahun 570 M.- 275 M. Yang
letaknya di daerah yaman, Kerajaan ini juga merupakan pecahan dari Kerajaan
Saba’iyah, kerajaan kecil ini berdiri di Najed yang didirikan oleh bangsa Arab
dari Yaman yang akhirnya pindah, perpindahan mereka disebabkan runtuhnya
bendungan air atau Saddu Ma’rib dan kerajaan ini runtuh sebelum lahirnya Nabi
Muhammad SAW.
Kedelapan, Kerajaan Qathabah dan Hadramaut
Kerajaan
Qhatabah berdiri 400 s/d 50 S.M. yang terletak di kota Tamna’
sekarang dikenal dengan kuhlan, sedangkan Kerajaan Hadramaut di
jantung kota Syabwah (Klassik Sabota). Kerajaan ini (Kerajaan Hadramaut)
berlangsung sejak abad kelima sebelum Masehi s/d akhir abad pertama Masehi.
Kerajaan
Qhataban maupun Kerajaan Hadramaut pernah suatu waktu berada di bawah kekuasaan
Kerajaan saba’iyah dan Kerajaan Minaiyah. (Nouruzzaman Shiddiqie,1981.
Hal.125)
Analisis
Dari
beberapa kerajaan-kerajaan jazirah Arab tersebut bahwasanya dari kerajaan
tersebut telah mengalami proses kepemerintahan yang signifikansinya cukup baik
untuk kita contohkan seperti yang ada pada Kepemerintahan Negeri Hijaz.
Kerajaan-kerajaan tersebut tidak hanya dipandang dari sisi kejahiliaannya saja
akan tetapi dapat kita pandang dalam intelektualisasinya layaknya seperti
sekarang ini. Mereka juga mampu merenovasi keadaan Kerajaan atau
kepemerintahan yang baik dari struktur dan infrastruktur. Yang akhirnya salah
satu dari kerajaan tersebut terkenal dengan bendungan airnya akibat dari
kepemerintahan yang terstruktur baik, juga ada kerajaan lainnya yang
dapat kita contohkan seperti dalam kepintaran dalam berdagang yang
baik, hafalannya kuat, mampu bersya’ir, ahli di bidang Arsitektur, mengatur
strategi perang yang baik dan masih banyak kelebihan yang patut kita contohkan.
Sehingga kalau kita cocokkan dengan zaman sekarang dibidang intelektualnya akan
memberikan nilai positif terhadap diri kita sendiri dan apabila di
korelasikan lagi dengan pemahaman keagamaan, kita dapat memberikan kebaikan
pada diri sendiri maupun pada diri orang lain.
Dalam kehidupan orang-orang terdahulu banyak
kalangan yang menganut sistem kepemerintahan yang bersiafat monarki non demokrasi
yang akhirnya dapat memberikan contoh dalam bentuk konstruk kepemerintahan yang
baik untuk sekarang ini, dari beberapa kerajaan-kerajaan tersebut mencontohkan
bahwasanya manusia terdahulu mempunyai prinsip yang bagus dari segi sosisalitas
sehingga terbentuklah kerajaan atau kepemerintahan untuk kepentingan sendiri
dan orang lain meskipun pada akhirnya juga mengalami keruntuhan yang salah satu
sebabnya tidak mengikuti ajaran Nabinya terdahulu dan adanya perebutan
kekuasaan. Jadi kerajaan-kerajan tersebut memang pernah ada sebelum Islam turun
di jazirah Arab yang dampaknya dapat memberikan pengaruh positif dalam
pembelajaran meskipun mayoritas kerajaan-kerajaan tersebut buta akan keagamaan
yang Nabi-nabi terdahulu pernah mengajarkannya.
Daftar Pustaka
http://arp-rabbani.blogspot.com/2011/11/bangsa-arab-sebelum-islam.html
http://vivahistoria.wordpress.com/2009/01/20/kehidupan-masyarakat-arab-masa-pra-islam.html
http://vivahistoria.wordpress.com/2009/01/20/kehidupan-masyarakat-arab-masa-pra-islam.html
Syalabi A. ,1987,Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid
1,Jakarta Pusat:Pustaka Alhusna
Matdawam M. Nor,1989, Lintasan Sejarah
Kebudayaan Islam,Yogyakarta : Yayasan Bina Karir.
Shiddiqie Nouruzzaman,1981,Pengantar Sejarah Muslim,
Yogyakarta : NUR CAHAYA
DAFTAR PUSTAKA
Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab,
Jakarta : Logos 1997.
Ridha, Muhammad, Tarikh al-Insaniyah wa
Abtaluha, Terjemah, Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1987.
Al-Mubarakfury, Syaikh Syaifu-rrohman, Sirah
Nabawiyah, Jakarta: Pustaka Kautsar, 2007.
TIM Kalimasada, Kearifan Syariat, Surabaya:
Khalista, 2009.
Haekal, Muhammad Husain, Sejarah Hidup Nabi
Muhammad, Jakarta: Tintamas Indonesia, 1992.
Tim Sejarah 2010 Madrasah Hidayatul Mubtadi’ien
Lirboyo, Lentera Kegelapan, Kediri: Pustaka Gerbang Lama, 2010.
Dewan Redaksi, Syaamil Al-Qur’an Miracle
The Reference, Bandung: Sigma Publisher, 2011.
Dewan Redaksi, Insklopedi Islam, Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005.
Al-Hadad, Habib Alwi Bin Thahir, Madkhal Ila
Tarikh Fi Al-Syarq Al-Aqsha, (terjemah: Sejarah Masuknya Islam Ditimur
Jauh, penerjemah ali yahya), Jakarta: lentera, 2001.
Al-Habib, Muhammad Lutfi Bin Yahya, Secercah
Tinta, Pekalongan: Menara Publisher, 2012.
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta:
Amzah, 2010.
Al-Buty, Fikih Sirah, Jakarta Selatan: Hikmah,
2009.
Soebahar, Erfan, Aktualisasi Hadis Nabi Di Era
Teknologi Informasi, Semarang: RaSAIL Media Group, 2010.
Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an Fungsi
Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar