Jumat, 04 September 2015

Kerajaan - Kerajaan di Jazirah Arab Sebelum Islam

KERAJAAN-KERAJAAN JAZIRAH ARAB PADA MASA ARAB PRA ISLAM


           Pada Zaman Arab pra Islam telah muncul Kerajaan atau kepemerintahan dalam kronologi sejarahnya satu persatu terjadi permasalahan dan perebutan kekuasaan melalui beberapa politik sehingga mengakibatkan kemusnahan. Dan pada saat ini hanya tinggal sejarahnya saja, kerajaan-kerajaan tersebut antara lain adalah;
Pertama, Kepemerintahan Negeri Hijaz
Daerah Hijaz adalah kota mekkah  di bawah kepemerintahan Nabi Ismail a.s. dari keturunan Bana Qathan (Raja Himyariah) dan Nabi Isma’il sebab perkawinannya. Ismail a.s. di karuniai 12 sepasang putra (setengah riwayat), negeri hijaz mempunyai inovasi struktur sosial yang baik antara lain;
Satu.  Struktur kepemerintahan negeri hijaz
  •   Urusan pemerintahan dipegang oleh keturunan bani jurhum (pihak isrtrinya)
  •   Urusan Agama( haji, memlihara ka’bah) dipegang oleh keturunan Nabi Isma’il as

Dan juga didalamnya terdapat beberapa organisasi dalam kepengurusannya antara lain adalah Majlis Siqayah, Rifada, Nadwah, Hijabah, Qajodah, Dan Liwa’
Keadaan Sosial Ekonomi
Dalam perekonomiannya adalah berdagang dan berternak yang hal ini dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW,kota mekah pada waktu itu juga menjadi sentral perdagangan di seluruh Jazirah Arab. Dan dari keturunan Abdul Manaf (Quraisy) antara lain yaitu;
Hasyim                        : berdagang ke daerah Syam
Abdul Syam                : berdagang ke daerah Habsyi
Abdul Muthallib          : berdagang ke daerah Yaman
Naufal                         : berdagang ke daerah Persia
 Seni Budaya
Dalam beberapa Kebudayaan yang terkenal antara lain adalah:
a.       Pengetahuan dalam menggunakan senjata.
b.      Kemahiran dalam memacu kuda.
c.      Kefasihan berbicara yang dapat menyatakan sesuatu dengan mudah untuk dimengerti, dan indah bunyinya baik berupa prosa maupun Sya’ir.

Selain itu masyarakat negeri hijaz juga menguasai dalam ilmu pengetahuan seperti Astronomi (ilmu perbintangan), Ilmu Arsitektur, Ilmu Sejarah dan Ilmu Ramalan Cuaca/Iklim dan sebagainya. Seiring berjalannya waktu kepemerintahan ini mengalami perubahan yang mengakibatkan negeri ini jadi tempat acuan orang-orang Muslim berhaji, dengan turunnya Agama Islam di negeri ini. (M Noor Matdawam,1989. Hal.43)

Kedua, Kerajaan Ma’iniyah
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-8 S.M. Nama kerajaan ini dihubungkan dengan Mina, suatu tempat di dekat kota Mekah. Raja pertamanya ialah Abu Yada. Pada masa jayanya, kerajaan ini berhasil melakukan ekspansi di daerah kekuasaannya sampai ke tepi Laut Tengah, Teluk Persi dan Samudera India. Pada masa ini pula, dunia perdagangan mengalami kemajuan yang pesat. Rute perdagangan melalui Arab Tengah sampai ke dataran tinggi Hijaz. (Nouruzzaman Shiddiqie,1981. Hal.125)
Ketiga, Kerajaan Saba’iyah
Kerajaan ini terletak di Negeri Saba’ berdiri pada tahun 950 S.M. atau sekarang dikenal dengan negara yaman yang dipimpin oleh Ratu Bulqis dan ada pada masa kenabian Sulaiman a.s. yang telah diceritakan dalam Al-Qur’an Surat Saba’:34 dan An-Naml: 27. Kerajaan ini merupakan pimpinan pertama yang membawa kemajuan bagi daerah Yaman. Ibu kota kerajaannya ialah Ma’rib, yang terletak kira-kira 3900 kaki di atas permukaan laut. Tidak jauh dari kota ini didirikan bendungan yang dikenal dengan Bendungan Ma’rib (Saddul-Ma’rib). Para sarjana yang menyelidiki teknik bendungan ini mengakui ketinggian mutu dan nilai arsitekturnya. Bendungan ini berfungsi sebagai penampung air yang pada musim kemarau, air itu di distribusikan ke daerah pertanian. Bendungan yang dibangun pada abad kedua Sebelum Masehi ini, membawa kemakmuran bagi daerah Yaman. Rusaknya bendungan ini mengakibatkan malapetaka bagi daerah ini dikarenakan inkar terhadap perintah Allah Swt sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an yang artinya sebagai berikut;
Tetapi mereka berpaling (kafir), Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar[1] (QS.Saba’,34:16)
[1] Maksudnya: banjir besar yang disebabkan runtuhnya bendungan Ma'rib.(Nouruzzaman Shiddiqie,1981. Hal.123)

Keempat, Kerajaan Himyariyah
Kerajaan Himyariyah didirikan pada tahun 115 SM-533 M. terletak di negara yaman ibu kotanya bernama san’a, rajanya bernama Qathan bin ‘Abar dan Pada hakikatnya kerajaan ini merupakan penerus dari kerajaan Saba’iyah. Para penguasanya lebih mementingkan peperangan dan ekspansi wilayah dari pada membangun ekonomi. Oleh karena itu, mereka selalu melakukan penaklukan atau ekspansi ke daerah Persia, Habsyi (Ethiopia) dan daerah-daerah lainnya. Salah seorang rajanya yang termasyhur adalah Syammar Yar Usy, yang berhasil menaklukkan Samarkand. Raja terakhirnya bernama Dzu Jadan al-Himyari, yang pada masa kekuasaannya Agama Nasrani dan Agama Yahudi mengalami perkembangan. Ia dikalahkan oleh Aryath, juga salah seorang Panglima Najasyi dari Habsyi, dan mulai saat itulah Yaman menjadi daerah kekuasaan Habsyi.


Kelima, Kerajaan Manazirah (Hirah)
Kerajaan ini berdiri berdiri pada tahun 268 M.-632 M (Abad ke 3 M.)  terletak di negara yaman pindah ke Mesopotamia karena runtuhnya Saddu Ma’rib, Kerajaan ini juga berdiri sampai lahirnya agama Islam dan berjasa pada kebudayaan Islam karena mengadakan perjalanan ke seluruh jazirah arab terutama dalam berniaga, pada masa itu juga menyiarkan kepandaiannya di bidang menulis dan di bidang membaca dengan kala itu masyarakat beranggapan bahwa mereka dapat dianggap sebagai penyair ilmu pengetahuan di jazirah arab  di antara raja-rajanya yang terkenal antara lain adalah Umru Ul Qois, Nu’man ibnu Umru Ul Qois (yang melahirkan istana khawarnaq dan Sadir dipermulaan abad kelima masehi), Mundzir Ibnu Ma’is Sama’, Amir ibnu Hind dan Mundzir Ibnu Nu’man ibnul Mundzir. Dan rajanya yang terakhir adalah Mundzir Ibnu Nu’man ibnul Mundzir pada masa pemerintahnnya Raja Khalid ibnul Walid memerangi Negeri Hirah yang akhirnya negeri Hirah menyerahkan dan bergabung dengan pemerintahan Islam. (Syalabi A. 1987, Hal.41)
Keenam, Kerajaan Ghasasinah (Ghassan)
Kerajaan ini berdiri pada tahun 220 M.- 630 M. berdiri di bagian selatan negeri Syam dan sekarang adalah negara Syria dan didirikan oleh bangsa Arab yang berasal dari Yaman, yang berpindah ke tempat itu disebabkan runtuhnya bendungan air atau di sebut Saddu Ma’rib yang ada pada Kerajaan Saba’iyah. kerajaan ini sangat mempunyai Hubungan yang kuat dengan kerajaan Romawi Timur sama seperti halnya dengan eratnya hubungan antara Kerajaan Manazirah dengan Kerajaan Persia.(Nouruzzaman Shiddiqie,1981. Hal.142)

Ketujuh, Kerajaan Kindah
Kerajaan ini berdiri pada tahun 570 M.- 275 M. Yang letaknya di daerah yaman, Kerajaan ini juga merupakan pecahan dari Kerajaan Saba’iyah, kerajaan kecil ini berdiri di Najed yang didirikan oleh bangsa Arab dari Yaman yang akhirnya pindah, perpindahan mereka disebabkan runtuhnya bendungan air atau Saddu Ma’rib dan kerajaan ini runtuh sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW.



Kedelapan, Kerajaan Qathabah dan Hadramaut
            Kerajaan Qhatabah berdiri 400 s/d 50 S.M. yang terletak di kota Tamna’ sekarang dikenal dengan kuhlan, sedangkan Kerajaan Hadramaut  di jantung kota Syabwah (Klassik Sabota). Kerajaan ini (Kerajaan Hadramaut) berlangsung sejak abad kelima sebelum Masehi s/d akhir abad pertama Masehi.
            Kerajaan Qhataban maupun Kerajaan Hadramaut pernah suatu waktu berada di bawah kekuasaan Kerajaan saba’iyah dan Kerajaan Minaiyah. (Nouruzzaman Shiddiqie,1981. Hal.125)


  

Analisis 

        Dari beberapa kerajaan-kerajaan jazirah Arab tersebut bahwasanya dari kerajaan tersebut telah mengalami proses kepemerintahan yang signifikansinya cukup baik untuk kita contohkan seperti yang ada pada Kepemerintahan Negeri Hijaz. Kerajaan-kerajaan tersebut tidak hanya dipandang dari sisi kejahiliaannya saja akan tetapi dapat kita pandang dalam intelektualisasinya layaknya seperti sekarang ini. Mereka juga mampu merenovasi keadaan Kerajaan atau kepemerintahan yang baik dari struktur dan infrastruktur. Yang akhirnya salah satu dari kerajaan tersebut terkenal dengan bendungan airnya akibat dari kepemerintahan yang  terstruktur baik, juga ada kerajaan lainnya yang dapat kita contohkan seperti dalam kepintaran dalam berdagang yang baik, hafalannya kuat, mampu bersya’ir, ahli di bidang Arsitektur, mengatur strategi perang yang baik dan masih banyak kelebihan yang patut kita contohkan. Sehingga kalau kita cocokkan dengan zaman sekarang dibidang intelektualnya akan memberikan nilai positif terhadap diri kita sendiri dan apabila di korelasikan lagi dengan pemahaman keagamaan, kita dapat memberikan kebaikan pada diri sendiri maupun pada diri orang lain.
Dalam kehidupan orang-orang terdahulu banyak kalangan yang menganut sistem kepemerintahan yang bersiafat monarki non demokrasi yang akhirnya dapat memberikan contoh dalam bentuk konstruk kepemerintahan yang baik untuk sekarang ini, dari beberapa kerajaan-kerajaan tersebut mencontohkan bahwasanya manusia terdahulu mempunyai prinsip yang bagus dari segi sosisalitas sehingga terbentuklah kerajaan atau kepemerintahan untuk kepentingan sendiri dan orang lain meskipun pada akhirnya juga mengalami keruntuhan yang salah satu sebabnya tidak mengikuti ajaran Nabinya terdahulu dan adanya perebutan kekuasaan. Jadi kerajaan-kerajan tersebut memang pernah ada sebelum Islam turun di jazirah Arab yang dampaknya dapat memberikan pengaruh positif dalam pembelajaran meskipun mayoritas kerajaan-kerajaan tersebut buta akan keagamaan yang Nabi-nabi terdahulu pernah mengajarkannya.



Daftar Pustaka
Syalabi A. ,1987,Sejarah dan Kebudayaan Islam Jilid 1,Jakarta Pusat:Pustaka Alhusna
Matdawam M. Nor,1989, Lintasan Sejarah Kebudayaan Islam,Yogyakarta : Yayasan Bina Karir.
Shiddiqie Nouruzzaman,1981,Pengantar Sejarah Muslim, Yogyakarta : NUR CAHAYA





DAFTAR PUSTAKA

Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Kebudayaan Arab, Jakarta : Logos 1997.
Ridha, Muhammad, Tarikh al-Insaniyah wa Abtaluha, Terjemah, Beirut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1987.
Al-Mubarakfury, Syaikh Syaifu-rrohman, Sirah Nabawiyah, Jakarta: Pustaka Kautsar, 2007.
TIM Kalimasada, Kearifan Syariat, Surabaya: Khalista, 2009.
Haekal, Muhammad Husain, Sejarah Hidup Nabi Muhammad, Jakarta: Tintamas Indonesia, 1992.
Tim Sejarah 2010 Madrasah Hidayatul Mubtadi’ien Lirboyo, Lentera Kegelapan, Kediri: Pustaka Gerbang Lama, 2010. 
Dewan Redaksi, Syaamil Al-Qur’an Miracle The Reference, Bandung: Sigma Publisher, 2011. 
Dewan Redaksi, Insklopedi Islam, Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005.
Al-Hadad, Habib Alwi Bin Thahir, Madkhal Ila Tarikh Fi Al-Syarq Al-Aqsha, (terjemah: Sejarah Masuknya Islam Ditimur Jauh, penerjemah ali yahya), Jakarta: lentera, 2001.
Al-Habib, Muhammad Lutfi Bin Yahya, Secercah Tinta, Pekalongan: Menara Publisher,  2012.  
Amin, Samsul Munir, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah, 2010.
Al-Buty, Fikih Sirah, Jakarta Selatan: Hikmah, 2009.
Soebahar, Erfan, Aktualisasi Hadis Nabi Di Era Teknologi Informasi, Semarang: RaSAIL Media Group, 2010. 

Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar